1. Kelayakan  adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan yang dilakukan relevan terhadap kebutuhan klinis pasen dan memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan keadaannya.
2. Kesiapan  adalah tingkat dimana kesiapan perawatan atau tindakan yang layak dapat memenuhi kebutuhan pasen sesuai keperluannya.
3. Kesinambungan  adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan bagi pasen terkoordinasi dengan baik setiap saat, diantara tim kesehatan dalam organisasi .
4. Efektifitas  adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan terhadap pasen dilakukan dengan benar, serta mendapat penjelasan dan pengetahuan sesuai dengan keadaannya, dalam rangka memenuhi harapan pasen.
5. Kemanjuran  adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan yang  diterima pasen dapat diwujudkan atau ditunjukkan untuk menyempurnakan  hasil sesuai harapan pasen.
6. Efisiensi  adalah ratio hasil pelayanan atau tindakan bagi pasen  terhadap sumber-sumber yang dipergunakan dalam memberikan layanan bagi  pasen..
7. Penghormatan dan perhatian  adalah tingkat dimana pasen dilibatkan  dalam pengambilan keputusan tentang perawatan dirinya. Berkaitan dengan  hal tersebut perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan pasen serta  harapan-harapannya dihargai.
8. Keamanan  adalah tingkat dimana bahaya lingkungan perawatan  diminimalisasi untuk melindungi pasen dan orang lain, termasuk petugas  kesehatan.
9. Ketepatan waktu  adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan  diberikan kepada pasen tepat waktu sangat penting dan bermanfaat.
Upaya pencarian terhadap hal-hal penting yang dicakup dalam definisi  tentang “MUTU” telah banyak dibahas dalam literatur. Donabedian  menyatakan bahwa, tidak satupun definisi dapat memenuhi persyaratan  dengan tepat tentang arti “mutu”, dan untuk mengatasi hal tersebut ada  tiga pengertian yang diberikan yaitu:
(1) Definisi absolutis  mutu adalah pertimbangan atas kemungkinan  adanya keuntungan dan kerugian terhadap kesehatan sebagai dasar tata  nilai praktisi kesehatan tanpa memperhatikan biaya.
(2) Definisi individualistis  berfokus pada keuntungan dan kerugian  dari harapan pasen dan konsekwensi lain yang tidak diharapkan.
(3) Definisi sosial  mutu meliputi beaya pelayanan, kontinum dari  keuntungan atau kerugian, serta distribusi pelayanan sebagai rata nilai  masyarakat secara umum.
Tantangan yang dihadapi oleh praktisi adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara nilai-¬nilai kemanusiaan, sumber-sumber teknologi, kualitas hidup, inovasi dan kenyataan ekonomi, yang memungkinkan untuk memberikan pelayanan terbaik. Hal tersebut tidak berarti menghilangkan pengertian universal dari mutu untuk memperoleh pengakuan. Ketiadaan definisi formal tentang mutu, bukan berarti pasen atau provider tidak akan dapat mengidentifikasi ketiadaan mutu itu sendiri, atau mutu yang berada dibawah standar, misalnya: makanan disajikan dingin, penusukan vena dalam kondisi normal 3-4 kali, terjadi decubitus atau infeksi post operatif, pasen jatuh, salah pemberian obat semua itu menunjukkan mutu yang rendah. Pengertian mutu kinerja diukur melalui dimensi pengukuran yang tegas yaitu standar tertulis yang jelas. Standar menentukan mutu atau kinerja dan diberikan secara langsung serta hasilnya dapat dilihat dari pelayanan tersebut. Standar adalah patokan untuk menentukan tingkat mutu. Standar merupakan pernyataan tertulis dari tata nilai peraturan-¬peraturan, kondisi dan tindakan pada pasen, staf, atau sistem yang disahkan oleh pihak berwenang
 
